Dua kali sudah cukup

Kemarin, putri saya, Lintang mencoba meraih botol minyak telon yang berada di sampingnya. Bukan hal yang besar, karena ia telah berusaha berulang melakukannya dan saya selalu menyingkirkan botol tersebut darinya.

Kali ini, botol tidak saya ambil, meski saya sudah yakin jika benda itu sudah tertutup rapat. Tangan kanan berusaha meraih dan akhirnya sukses dengan sedikit senyum kemenangan dari dirinya. Tentu saja saya mengerti apa yang akan ia lakukan selanjutnya, Yaa.. dia akan amati dan kemudian akan dijilat atau dimasukkan ke dalam mulut. Lumrah untuk bayi usia 8 bulan seperti dirinya.

Sesuai prediksi, 20 detik memperhatikan dan mulutnya mulai terbuka sambil melirik saya. Saya pura-pura tidak lihat dan terus membersihkan badan basahnya usai mandi. Sesaat, ujung botol sudah bertemu dengan lidahnya, dan tentu saja sebuah rasa masam yang belum ia kenal muncul.

Matanya menyipit dan bibirnya langsung mengatup serta tangannya membawa botol menjauh dari mulut kecilnya. Tentu saja jauh lebih enak susu atau makanan bayinya selama ini meski belum mengandung gula di dalamnya. Hahahaha...

Namun, bukan Lintang kalau tidak memastikan dan mencoba lagi.. Botol dia balik posisinya dengan kedua tangan dan kembali dia mencoba menjilat dari sudut yang berbeda. Tentu saja seluruh permukaan botol sudah terkena minyak telon dan rasa masam juga sudah menyebar di sana. Kembali Lintang menarik botol dengan cepat menjauhi mulut sambil meringis.

HARI INI, kembali botol minyak telon sengaja saya letakkan di sampingnya. Tentu saja dia kembali mengambilnya, namun kali ini dia tidak menjilatnya. Seolah dia telah mengerti dan tampaknya memang sudah belajar dari pengalaman kemarin..:)

--------------------------------

Mencoba dua kali sudah cukup bagi Lintang dan baginya ini menjadi pelajaran yang penting di hari-hari berikutnya, Bagaimana dengan manusia dewasa?? Apakah dua kali cukup agar tidak sampai melakukan kekonyolan ketiga??

Hahaha, ada tuh sebagian kaum yang terus saja tidak mau belajar dan tetap merasa benar tanpa mau menerima kritik atau pandangan yang berbeda.

Ada waktunya mereka bersatu bergerombol memusuhi dan bikin fitnah Ahmadiyah, trus tren tersebut berganti dengan membenci JIL setengah mati dan sekarang meng-kafir-an Syiah.. Iya ada tuh yang kayak gitu..

Bagi saya itu sekedar tren saja.. Mereka gagal berfikir positif dan memang menyenangkan mencari kesalahan orang lain.. itu manusiawi..

Sudahlah.. mau ngomong Firaun, Kafir, apapun bebas, toh yang penting bagaimana kita didepan Tuhan kita masing-masing.. Mungkin kepercayaanmu itu yang kurang pas karena hobby koq meng-kafir-kan orang lain.. coba cek dan belajar lagi yaa...

Sudah dua kali harusnya udah cukup... Jadilah orang baik saja...:)

Comments